Minggu, 04 Desember 2011

AYAH MENGAPA AKU BERBEDA (2011)

INDONESIA MOVIE REVIEW: MOVIE TRAILER : AYAH MENGAPA AKU BERBEDA (2011): Her name is Angel, she is beautiful, Smart, talented, and ... different. Her life was destined to continue beyond challenge. Her mother...

ENTAH sengaja atau tidak, pekan ini 2 film Indonesia yang rilis sama-sama mengeksploitasi bully. Hanya saja, 2 film itu menampilkan bully dengan cara yang bertolak belakang.
Dua film yang saya maksud adalah Langit Biru dan Ayah, Mengapa Aku Berbeda? (AMAB). Judul terakhir merupakan film produksi Rapi Films yang diangkat dari novel karya Agnes Davonar. Ceritanya sungguh menguras airmata.
Film dibuka dengan adegan di sebuah rumah bersalin di Semarang. Menjadi seorang ayah seharusnya membuat Suryo (Surya Saputra) merasa bahagia. Namun kebahagiaan ini tidak sempurna. Karena setelah melahirkan bayi perempuan, istri Suryo menghembuskan nafas terakhirnya.
Suryo membesarkan bayi yang diberi nama Angel itu bersama Alin (Rima Melati), ibunda Suryo. Ketika berusia 3 tahun, Angel belum bisa mengucap kata layaknya bocah seusianya. Dalam suatu kesempatan, Suryo memanggil-manggil Angel, bahkan sampai memecahkan bingkai foto untuk menimbulkan kebisingan, namun Angel sama sekali tidak bereaksi.
Menurut pemeriksaan dokter, Angel mengalami gangguan pendengaran. Angel lantas memakai alat bantu dengar. Musibah terjadi. Angel saat itu menonton TV (sinetron Arti Sahabat, lebih tepatnya). Ia tak dapat mendengar suara apa pun, sehingga membesarkan volume TV sampai titik maksimal. Akibatnya, telinganya berdengung hingga mengeluarkan darah, dan membuat Angel pingsan. Sejak itu Angel kehilangan pendengaran secara total.
Masuk ke sekolah khusus tuna rungu, prestasi Angel terbilang menonjol. Angel juga pandai membaca gerak bibir manusia, yang membuatnya tidak terlalu bergantung pada bahasa isyarat.
Karena itu, ketika Angel beranjak remaja guru pengajarnya menyarankan pada Suryo untuk memasukkan Angel ke sekolah umum. Suryo bersemangat dan berencana mendaftarkan Angel remaja (Dinda Hauw) ke sebuah SMP di Jakarta. Ide ini awalnya ditentang Alin. Setelah berdebat hebat, Alin akhirnya luluh. Ketiganya pindah ke Jakarta.
Di Jakarta, Angel lolos tes dan diterima di sebuah SMP umum. Angel boleh lolos tes masuk, tapi kehadiran Angel mengusik Agnes (Kiki Azhari), pemimpin mean girls di sekolah itu. Agnes dan gengnya mem-bully Angel secara fisik dan mental. Terlebih setelah Agnes mendapati Angel lebih pandai bermain piano dibandingkan dirinya. Bakat bermain piano Angel didapat dari 2 orangtuanya. Siksaan Agnes membuat derai airmata mengisi hari-hari Angel.
Agnes akhirnya di-drop out dari SMP karena ketahuan membuat jari-jari Angel terluka. Tapi keduanya kembali bertemu di bangku SMA. Hanya Hendra (Rafi Cinoun) teman Angel berperawakan besar, yang setia mendampingi Angel melalui masa-masa sedihnya, meski tidak mampu menghentikan serangan Agnes.
Penderitaan Angel bertambah saat toko roti yang dikelola neneknya mengalami penurunan omzet. Demikian juga kondisi kesehatan ayahnya yang tiba-tiba drop.
Di tengah keterpurukannya, Angel bertemu Ferly (Indra “Lyla” Sinaga) secara tidak sengaja di sebuah toko buku. Dari perkenalan ini, Ferly mengajak Angel bermain piano di kafe tempat Ferly bekerja.
Katrina (Rheina “Ipeh” Mariyana), guru piano dari sekolah SMP Angel dulu menyarankan Angel untuk ikut lomba piano yang di sebuah stasiun TV. Lagi-lagi Agnes dkk berencana menghentikan langkah Angel.
**
Menonton AMAB bagaikan menonton tayangan primetime di TV nasional. Kejahatan Agnes ditampilkan dengan sangat vulgar, mengingatkan saya akan kekejaman Nia Ramadhani pada Revalina S. Temat dalam sinetron Bawang Merah Bawang Putih (2005). Atau kalau mau lebih mirip lagi, ada Putri Cahaya (2006), spin-off Bawang Merah Bawang Putih. Di situ, ada karakter Shinta (Intan Nuraini), gadis bisu yang disiksa ibu dan saudara tirinya. Bedanya, Angel tidak seberuntung Shinta yang memiliki pelindung, Putri Cahaya.
Bayangkan saja, sebuah adegan menampilkan Agnes dkk menjepitkan tangan Angel ke dalam piano! Terlihat ekspresi menyeramkan dan penuh gelak tawa dari Agnes dkk menyaksikan gadis tuna rungu itu merintih kesakitan. Adegan lain, menampilkan cat-fight antara Angel dan Agnes yang mengakibatkan kepala Angel berdarah karena dibenturkan Agnes ke kursi. Sebenarnya mau membuat penonton simpati pada Angel karena tuna rungu, atau karena di-bully di sekolah?
Perhatikan juga adegan pertemuan Angel-Ferly di toko buku. Keduanya bertabrakan, hingga menyebabkan buku-buku berjatuhan, lalu saling memungut. Adegan yang sangat lazim ditemui di FTV malam.
Penderitaan Angel bukan hanya karena disiksa Agnes. Ada beberapa orang yang disayang Angel mati. Duh, dosa apa yang diperbuat Angel sampai hidupnya penuh dengan duka begini?
Kalau tujuannya membuat penonton bersedih, maka tujuan AMAB berhasil. Siapa yang tak trenyuh melihat penderitaan yang bertubi-tubi datang menimpa Angel?
Dinda Hauw, pemeran Angel, yang namanya naik setelah membintangi Surat Kecil Untuk Tuhan, benar-benar mengeksploitasi airmatanya. Baik dalam kondisi sedih, tersiksa atau bahagia, airmata Angel mengalir dengan mudah. Tidak salah kalau sekarang Dinda dikenal sebagai aktris spesialis film sedih. Konon, Surat Untuk Kecil Tuhan juga mengumbar airmata Dinda (sayangnya saya belum menonton film itu).
Film ini juga didukung Surya Saputra dan Rima Melati. Keduanya mampu menciptakan chemistry yang baik sebagai ayah dan nenek dari Angel.
Meski tak terlalu berperan aktif dalam hidup Angel, terlihat kasih sayang yang hangat dari nenek Alin untuk cucunya. Tak jarang nenek Alin mengalami perbedaan pendapat dengan Surya untuk menentukan masa depan Angel. Meski pada akhirnya Alin lebih memilih mengalah dan mendukung keputusan Surya.
Dibandingkan dengan kesedihan Angel sebagai korban bully, saya lebih tersentuh dengan semangat dan perjuangan Suryo yang tak mengenal putus asa demi memberikan hidup yang layak bagi Angel dan melindungi putrinya itu dari kejamnya dunia.
Tanpa sosok Suryo dan Alin, AMAB akan menjadi sebuah sinetron berisi banjir airmata Angel dan siksaan kejam Agnes yang cenderung psycho itu.
Satu hal yang sepele tapi cukup mengganggu saya. Adegan Angel cilik menonton TV, menunjukkan tayangan sinetron Arti Sahabat. Terlihat sosok Stefan William dan Yuki Kato di layar kaca.
Kalau Angel cilik sudah menyaksikan Arti Sahabat (tayang 2010-2011), berarti Angel remaja hidup di tahun berapa? Kalau memang harus mencuplik sinetron produksi Rapi Films, mengapa tidak mengambil potongan adegan Noktah Merah Perkawinan yang tayang tahun 1996?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar